#TAGUR KE 101

Duhai Kasih,

Dikau yang kunanti, yang kutunggu kabar kedatanganmu, kubuka kotak pesan di telpon genggam tapi tak tertera namamu di sana.

Duhai Kasih,

Engkau yang kukenal adalah engkau yang penuh perhatian dan kasih sayang. Tiada pernah engkau berkata akan pergi meninggalkan diriku sekian lama

Duhai Kasih,

Aku tak menyesali perpisahan ini tapi yang kusesali adalah pertemuan kita di senja itu kala sang surya tenggelam di ufuk barat menyemburatkan warna merah jingga.

Duhai Kasih,

Kebersamaanmu telah menggoreskan kenangan yang indah, kenangan yang tak pernah kulupakan selama hidupku. Engkau adalah belahan hatiku. Engkau yang telah membangkitkan semangat dalam hidupku dan Engkau pula yang telah menghancurkan puing-puing cinta yang telah kita bangun bersama.

Duhai Kasih,

Bila mulut ini bisa berbohong pada dunia tapi mata dan hati tetaplah suci dan tak pernah bisa untuk berbuat dusta pada siapapun.

Duhai kasih,

Cinta yang sudah dibangun bersama telah luluh lantak bak Tsunami yang telah menerjang negeri ini. Kehidupan terus berjalan dan aku tak akan terpuruk dalam kubangan cintamu. Aku tetap bisa berdiri di atas kehidupan yang lebih berarti tanpamu. Matahari masih bersinar di hati dan mata ini yang bening bagi air sungai yang mengalir untuk kehidupan alam ini.